Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Renungan Kegabutan

Sababatku terkena musibah, aku yang sebatang kara ini berusaha membantu sebisa mungkin. Bantuan seperti tempat tinggal dan sedikit kebutuhan pangan ku berikan. Aku sadar hidupku pun serba kecukupan. Tetapi alangkah indah ketika melihat sahabat yang sudah ku anggap saudara sendiri bahagia. Sampai suatu hari dia berkata "tak enak rasanya aku terus menumpang denganmu" maka akhirnya sahabatku pun pergi. Setelah 10tahun kemudian, kerja kerasku terbayarkan aku lulus kuliah dan merantau ke ibukota. Alangkah terkejutnya aku ketika mendapatkan pekerjaan dan melihat sahabatku sudah menjadi bos. Tetapi ketika aku mencoba bertegur sapa dengan nya, dia mengacuhkanku. Seolah aku ini orang asing yang tak dia kenal. Aku pun melangkah gontai, menuju ruangan kerjaku. Meyakinkan diriku bahwa bos ku adalah sahabat yang ku anggap saudara. Tak ku sangka jabatan bisa mengelabui balas budi manusia. Kini aku tak menyangkal bahwa jika bisa hati berucap kecewa. #Shofahumairo

girl, you deserves better :))

Wanita itu Lenggokan tubuhnya sesempurna model di catwalk Sorotan matanya mampu mengintimidasi setiap yang memandang Auranya membuat beku sedingin di kutub Ekspresinya terkesan angkuh, arogan. Apakah tidak ada yang mengajarinya cara supaya tersenyum? Kecantikan yang setara dengan dewa aphrodite Keelokan yang membuat mata selalu terbuai Tapi tahukah kau? Raganya begitu sempurna, membuat mata yang memandang selalu iri Lidah tak bertulang itupun kian menjadi-jadi mencela Tapi baginya sudah biasa Sudah jadi santapannya setiap waktu Oh sebenarnya wanita itu malang Raganya tak tertandingi, tapi jiwanya menjerit Meronta ingin berpindah tubuh, tak mau terus-menerus terjebak di tubuh yang semua orang impikan ini Wanita itu orang boleh saja menyebutnya muka tembok, tapi hatinya sehalus sutra Wanita itu orang boleh saja menyebutnya terlahir sempurna, padahal banyak yang dia korbankan Wanita itu orang boleh saja mencibir dirinya, padahal setiap waktu dia...

Kegabutan di kala senggang

SENJA Senjaku telah berjam-jam berlalu Tak bisa ku cegah untuk tetap menikmati hembusan angin ditemani cahaya oranye Sesegera mungkin ingin meakhiri hariku Aku tak bisa berbuat apa-apa Selain menyambut malam dengan tenang Menawarkan kesunyian yang ku rindukan Ku lihat bulan menyinari dunia Ku rasakan bintang ramaikan langit Jangkrik berbisik Lengkap sudah malamku Dinginnya malam yang memagut Ku nikmati dengan khusyuk Kala matahari terbit Membasuh mukaku dengan cahayanya Menyinariku dengan semangatnya #SH